Kisah Cinta Monyet Harahap di Sekolah


Suatu ketika, Harahap yang masih duduk di kelas 2 SLTP ini, walau sudah mulai menginjak masa remaja namun kelakuannya masih sering goblok dan muka kayak polos dan menghanyutkan gitu. Tetapi bagi teman-temannya, Harahap merupakan teman yang baik, rendah hati, suka membantu, dan selalu menyenangkan orang lain.

Harahap nampak duduk di bangkunya dalam kelas paling pinggir jendela. Harahap memilih diam di kelas meskipun sedang waktunya istirahat, karena di luar sedang hujan. Sementara teman sekelasnya menyerbu kantin yang berada di pojok sekolah.

Di luar, hujan cukup deras. Suara jatuhnya air hujan menciptakan musik yang membawa kembali kenangan-kenangan indah masa lalu.
Harahap memandang ke luar jendela, air hujan seperti sedang menari-nari membuat Harahap mulai terbenam dalam lamunannya.

Tiba-tiba pintu kelas terbuka, tampak Pak Mahfud masuk ke dalam kelas diikuti seorang anak perempuan. Bu Tati yang sedang mengajar menghentikan kegiatannya mengajarnya.

"Assalamualaikum...." ucap Pak Mahfud sambil masuk ke dalam kelas.

"Wa'alaikum salam...." semua yang ada di kelas serempak menjawab.

"Ma'af Bu Tati dan anak-anak semua, hari ini bapak akan memperkenalkan murid baru di kelas 4 di SD kita ini." kata Pak Mahfud. Pak Mahfud adalah kepala sekolah di SD kampung Harahap
.
"Ini adalah Siregarnah, pindahan dari sekolah di kota. Nah Siregarnah ini adalah anaknya pak Sudro, yang kini jadi babinsa di kampung kita." kata Pak Mahfud kemudian.

"Silahkan Bu Tati, saya serahkan ke ibu ya. Saya kembali ke kantor." kata Pak Mahfud sambil menengok ke arah Bu Tati, kemudian Pak Mahfud pergi ke luar kelas.

"Baik anak-anak, sekarang kita punya teman baru ya..."
"Iya... buuu...."

"Nah sekarang silahkan perkenalkan diri ke teman-teman." kata bu Tati mempersilahkan murid baru tersebut untuk memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Siregarnah, tapi teman-teman bisa panggil saya Siregar." kata Siregarnah masih malu-malu. Siregarnah memiliki rambut yang keriting kecil panjang sebahu. Wajahnya manis dengan kulit kuning langsat. Cukup bersih dan rapi, maklum dia itu anak dari kota.

"Wah bapaknya tentara ya...." celetuk Ayut.
"Ayut jangan begitu... mau tentara mau bukan... ini kan teman kita sekarang." tegur Bu Tati. Yang ditegur malah cengar-cengir.

"Huuu... Ayuuttt..." kompak semuanya menyuraki Ayut.

"Sudah... sudah... Nah sekarang Siregar silahkan duduk di samping Murni ya." kata Bu Tati mempersilahkan Siregar untuk duduk di samping Murni yang kebetulan duduknya sendiri.

Bangku Murni tepat di depan bangku Harahap yang dari tadi Harahap tampak bengong saja. Siregar berjalan ke arah bangku kosong di samping Murni. Harahap masih tampak bengong saja sambil matanya melihat ke arah Siregar. Siregar tampak tersenyum ke arah Harahap.

Tiba-tiba mulut Harahap menganga dan matanya terbelalak. Ternyata gadis manis murid baru tersebut yang sedang berjalan ke arahnya terlihat membawa granat di pinggangnya.

"Wah... mentang-mentang anak tentara bawa granat...!" pikir Harahap dengan mulut menganga tanpa bisa berkata apa-apa.

Tiba-tiba dalam sekejap granat di pinggang Siregar meledak, anak-anak yang ada di sekelilingnya terpental, bangku-bangku beterbangan. Tubuh Harahap terjengkang ke belakang.

"Duuuaaarrrr!" suara ledakan begitu dasyat memekikan telinga.


Harahap terguling ke samping, kepalanya terbentur bangku yang didudukinya. Setelah tidak terdengar suara apa pun, Harahap mulai membuka matanya, tubuhnya berada di lantai kelas tertimpa bangku, tangannya memegang kepalanya sambil meringis kesakitan. Tapi tidak ada siapa pun di dalam kelas, sementara hujan di luar semakin lebat.


"Duuuaaarrrr!" terdengar suara ledakan lagi diiringi kilatan cahaya.
"Astagfirullah..." Harahap kembali kaget, namun kali ini dia sudah sadar.

Tampaknya tadi suara halilintar membuyarkan lamunan Harahap dan membuat tubuhnya terjatuh karena kaget. Sambil memegang kepalanya yang sakit, Harahap cengar-cengir sendiri.

"Untung gak ada yang lihat." gumam Harahap.

Oalah... ternyata tadi Harahap melamun, suasana hujan membawanya ke masa lalu ketika pertama kenal dengan Siregar ketika masih di SD yang sekarang sudah pindah lagi ke kota setelah lulus dari SD.

Ternyata Siregar adalah cinta pertama Harahap yang tidak pernah diungkapkannya pada siapa pun.